SELAMAT DATANG BLOG COWOK CAKEP

DILARANG MEROKOK RUANG BLOG INI BER AC

Senin, 14 Februari 2011

manajemen kelas


BAB V
PRINSIP-PRINSIP DISIPLIN KELAS
Latar Belakang
Disiplin bagi peserta didik adalah hal yang rumit dipelajari sebab disiplin merupakan hal yang kompleks dan banyak kaitannya yaitu berkait antara pengetahuan, sikap dan perilaku, kebenaran, kejujuran, tanggung jawab, kebebasan, rasa kasih sayang, tolong menolong dan sebagainya adalah beberapa aturan disiplin kemasyarakatan yang harus dipelajari/diketahui, disikapi dan ditegakkan oleh para siswa.
Peserta didik belajar beberapa hal dengan cara mendengarkan misalnya, tetapi mereka lebih suka mengingat dan bertindak dengan kata-kata dan gagasan mereka sendiri. Dan disini peserta didik akan belajar lebih cepat apabila mereka terlibat dalam menyusun tata tertib mereka itu. Walaupun demikian, guru harus mengarahkan dan menentukan tindakan-tindakan apa yang akan diambil bila tata tertib dilanggar, sehingga disiplin tetap dapat ditegakkan.
Terpeliharanya disiplin tidak lepas dari terpenuhinya kepentingan atau kebutuhan para pihak. Peserta didik memiliki banyak kepentingan, guru memiliki banyak kepentingan, demikian juga sekolah. Permasalahannya adalah bagaimana kepentingan-kepentingan dari masing-masing pihak dapat terpenuhi dan dapat diselaraskan agar tidak terjadi bentrokan.
Tidak terpenuhi kepentingan/kebutuhan oleh para pihak akan timbul gangguan yang mengganggu tatanan hidup dalam berinteraksi atau dalam berproses misalnya, dalam proses pembelajaran. Disamping itu para guru/sekolah perlu mencermati kepentingan/kebutuhan dalam memahami sumber-sumber pelanggaran disiplin. Dengan diketahuinya sumber gangguan disiplin maka akan diketahui pula secara teoritis cara penanggulangannya.

Disiplin yang baik adalah terjelmanya aktivitas yang mampu mengatur diri kepada terciptanya pribadi dan potensi sosial berdasar pengalaman-pengalamannya sendiri. Pemeliharaan disiplin dewasa ini pada dasarnya adalah bagaimana membantu anak mengembangkan disiplin dan menerima pusat pengendalian disiplin.
Bab yang membicarakan prinsip-prinsip disiplin kelas ini, akan mengulas pengertian disiplin; hak, kebutuhan para siswa dan tampilan guru hubungannya dengan disiplin; disiplin pada level sekolah dan kelas; membina hubungan sekolah dengan masyarakat; sumber pelanggaran disiplin sekolah; serta peraturan dan tata tertib kelas.
Dalam kaitan ini perlu diingat bahwa (1) disiplin dipertimbangkan sebagai kecenderungan dari para peserta didik menyetujui harapan para guru, (2) disiplin merupakan alat bantu menumbuhkan gagasan mutakhir dan seleksi praktik-praktik baru, dan (3) pelayanan yang layak cenderung menumbuhkan kualitas disiplin.

Tujuan
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat:
1. Menjelaskan dengan kata-kata sendiri pengertian disiplin kelas,
2. Mengemukakan alasan mengapa basis kemanusiaan dan prinsip demokrasi merupakan petunjuk dan pengecek mengambil kebijakan dalam menegakkan disiplin,
3. Mengemukakan syarat-syarat pendekatan yang harus diperhatikan guru dalam menegakkan disiplin,
4. Menyimpilkan keuntungan-keuntungan terpeliharanya disiplin bagi para peserta didik,
5. Menarik kesimpulan bahwa menegakkan disiplin bukan atau tidak berarti mengurangi kebebasan berprestasi atau berkreasi para peserta didik,
6. Menjelaskan beberapa hak para siswa dalam kaitannya dengan dunia pendidikan,
7. Menggambarkan hierarcchi kebutuhan manusia menurut Maslow,
8. Mengkaitkan terpenuhinya kebutuhan manusia dengan terpeliharanya disiplin,
9. Menjelaskan manajemen kurikuler penting dalam menegakkan disiplin,
10. Menggambarkan upaya manajerial kepala sekolah dalam memelihara disiplin sekolah,
11. Menarik kesimpulan pentingnya menjalin hubungan antara sekolah dan masyarakat,
12. Menyebutkan lingkup hubungan sekolah dan lembaga pendidikan lainnya,
13. Menyimpulkan bahwa memberi atau meminta laporan secara teratur kepada aparat keamanan penting bagi langkah pemeliharaan disiplin sekolah,
14. Menyebutkan beberapa kondisi yang dapat menyebabkan disiplin sekolah terganggu,
15. Menjelaskan alasan mengapa penguatan verbal dan non verbal berpengaruh kepada terciptanya disiplin kelas,
16. Menjelaskan beberapa masalah yang ditimbulkan guru sehingga mempengaruhi tegaknya disiplin,
17. Menjelaskan beberapa masalah yang ditimbulkan peserta didik yang mengganggu terpeliharanya disiplin,
18. Menjelaskan beberapa masalah lingkungan yang mempengaruhi terciptanya disiplin,
19. Menyebutkan sebab-sebab umum yang mengganggu tegaknya disiplin,
20. Menjelaskan pentingnya tata tertib sekolah dibuat dan disebarluaskan kepada seluruh siswa,
21. Menybutkan komponen yang perlu ada dalam tata tertib sekolah.

1. Pengertian Disiplin Kelas
Kata disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang menunjuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan istilah “disiple” yang berarti mengikuti orang belajar dibawah pengawasan seorang pemimpin. Di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Di antara kedua istilah tersebut terlebih dahulu terbentuk pengertian ketertiban, baru kemudian pengertian disiplin (Suharsimi, 1993: 114).
Ketertiban menunjuk kepada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar. Disiplin atau siasat menunjuk kepada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peratran atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam satu kelas yang didalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan.
Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Disiplin merupakan sikap mental. Disiplin pada hakekatnya adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan , kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
Sikap disiplin yang dilakukan oleh seseorng sebenarnya adalah suatu tindakan untuk memenuhi tuntutan nilai tertentu. Nilai-nilai tersebut diklasifikasikan menjadi:
a. Nilai-Nilai Keagamaan atau Nilai-Nilai Kepercayaan
Nilai ini diyakini kebenarannya sehingga melahirkan tindak-tindak disiplin yang penuh ketulusan untuk berkorban. Contoh: kewajiban sholat lima waktu dan puasa selama satu bulan pada bulan ramadhan bagi ummat islam; tidak melakukan aktivitas apapun kecuali berdoa selama satu hari pada hari Raya Nyepi bagi umat Hindu dan sebagainya.

b. Nilai-Nilai Tradisional
Nilai-nilai ini melahirkan tindak-tinduk pantangan yang kebanyakan tidak masuk akal dan mengandung misteri. Contoh: pantangan makan kaki ayam kalau tulisannya ingin baik; pantangan menduduki bantal; sialnya angka 13; pantangan menanam bunga Baugenvill di depan rumah bagi yang memiliki anak gadis dan sebagainya.

c. Nilai-Nilai Kekuasaan
Nilai ini bersumber dari penguasa yang melahirkan tindak-tanduk disiplin demi terlaksananya tata kepemimpinan menurut kehendak penguasa. Nilai ini biasanya diikuti sanksi bagi yang tidak melaksanakannya. Contoh; harus membayar seperti, harus jongkok bila penguasa datang dan sebagainya.

d. Nilai-Nilai Subjektif
Pengakuan dari nilai ini berdasarkan penilaian pribadi yang melahirkan tindak-tanduk yang egosentrik. Contoh; menurut saya hal ini tidak benar karena Pak Kiai tidak megatakannya, katanya hal tersebut dilarang karena pak Lebe menyartakan hal yang seperti itu dan sebagainya.

e. Nilai-Nilai Rasional
Nilai yang memberi penjelasan dan alasan perlu tidaknya dilakukan tindak-tinduk disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh: jika ingin berhasil dengan baik dalam sekolah maka harus rajin belajar; jika ingin selamat maka semua pengguna jalan harus menaati peraturan rambu lalu lintas, dan sebagainya.


Kaitan dengan disiplin sekolah atau kelas, maka tindak-tanuk yang diharapkan ialah tindak-tanduk yang mencerminkan kepatuhan dan berbagai nilai yang disepakati oleh semua, baik siswa, guru, dan karyawannya yang tergantung dalam tata tertib sekolah/kelas.
Disiplin kelas merupakan hal yang esensial terhadap terciptanya perilaku tidak menyimpang dari ketertiban kelas. Dalam semangat pendekatan pendidikan disiplin hendaknya memiliki basis kemanusiaan dan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip kemanusiaan dan demokrasi berfungsi sebagai petunjuk dan pengecek bagi para guru dala mengambil kebijakan yang berhubungan dengan disiplin. Oleh karena itu, pendekatan disiplin yang dilakukan oleh guru harus:
a. Menggambarkan prinsip-prinsip pedagogi dan hubungan kemanusiaan;
b. Mengembangkan dan membentuk profesionalisme personel dan sosial lulusan;
c. Merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan kontrol dari peserta didik;
d. Menumbuhkan kesungguhan berbuat dan berkreasi, baik dikalangan guru dan peserta didik tanpa ada kecurigaan dan kecemasan;
e. Menghindari perasaan beban berat an rasa terpaksa dikalangan para peserta didik.
Disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang ditujukan untuk membantu peserta didik. Mereka dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.
Di samping itu, disiplin juga penting sebagai cara dalam menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya. Disiplin muncul dari kebutuhan untuk mengadakan keseimbangan antara apa yang ingin dilakukan oleh indivdu dengan individu yang lain. Keseimbangan tersebut dipenuhi sampai batas-batas tertentu. Pemenuhan keseimbangan itu diusahakan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya tanpa melanggar hak-hak orang lain.
Para peserta didik, dengan disiplin diharapkan bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu pula. Terciptanya kesefdiaan semacam ini harus dipelajari dan harus secara sadar diterima. Itu semua adalah dalam rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas-tugas sekolah.
Satu keuntungan lain dari adanya disiplin adalah para peserta didik belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannnya. Lebih lanjut dengan adanya pembiasaan tersebut maka akan tumbuh jiwa tentram dalam diri dan masyarakat sekitar.
Menegakkan disiplin tidak bertujuan untuk mengurangi kebebasan dan kemerdekaan siswa. Menegakkan disiplin justru sebaiknya, ia ingin memberi kemerdekaan yang lebih besar kepada siswa dalam batas-batas kemampuannya. Akan tetapi, juga kalau kebebasan siswa terlampau dikurangi, dikekang dengan peraturan maka siswa akan berontak dan mengalami frustasi dan kecemasan. Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku siswa yang dikehendaki agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.

2. Hak Kebutuhan Siswa Dan Tampilan Guru Hubungannya dengan Disiplin
Banyak guru baru kurang menyadari bahwa peserta didik memiliki hak-hak tertentu di dalam lingkungan sekolah. Hak-hak tersebut senmuanya diatur dan diperkut oleh peraturan dan kelaziman atau tradisi yang dipelihara oleh lingkungan sekolah dan mansyarakat. Masyarakat: orang tua, wali murid, kelompok kemasyarakatan sering membawa sejumlah kasus pelanggaran terhadap hak-hak para siswa ke sekolah, ke persatuan orang tua wali, atau ke pengadilan. Beberapa hak siswa yang penting dan perlu dijamin adalah (1) hak menyelesaikan pendidikan sebaik-baiknya, (2) hak persamaan kedudukan atau kebebasan dari diskriminasi dalam kelompok, (3) hak berekspresi secara pribadi, (4) hak keleluasaan pribadi, (5) hak menyelesaikan (studi) secara cepat.
Hak-hak itu semua adalah hak-hak umum yang dimiliki para siswa. Dalam kaitan ini guru harus berusaha menerapkan dalam praktik-praktik disiplin baik pada kebijakan sekolah maupun peraturan atau hukum. Untuk hal tersebut, perlu ada garis sinkronisasi antara disiplin yang seharusnya ditegakkan dengan perimbangan peraturan yang dibuat.
Kebutuhan para siswa adalah faktor yang relevan dalam menentukan banyak sistem disiplin kelas atau sekolah. Satu contoh adalah hak dan kebuuthan tertentu dari siswa cacat dan siswa yang perlu mendapat perhatian khusus, misalnya, anak cacat tidak dapat dikeluarkan dari sekolah kecuali kalau Dewan Pertimbangan Kualifikasi Provesional menentukan lain. Penentuan itu sepeti bahwa penanganan terhadap mereka kalu diteruskan di sekolah tersebut akan merugikan kedua belah pihak.

Berkaitan dengan sejumlah besar kebutuhan para siswa, guru perlu mempertimbangkan dalam menentukan program disiplin kelas yang relevan dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan, tingkat kemampuan umum para siswa, dan latar belakang kondisi sosio-ekonomi para siswa. Dalam beberapa kelas tingkat perhatian para siswa tidak sepenting seperti kelas lainnya, tetpi dilain kelas, terutama pada kelompok kelas yang berkemampuan rendah, guru dapat memperbaiki pola disiplin lebih baik, cermat dan seksama. Sebagai contoh siswa yang datang dari kelas berkarakter yang pola disiplinnya bertemperamen kasar, maka kondisi seperti itu akan terbawa keruang kelas. Juga banyak guru yang mengalami problem disiplin ketika para siswa gagal melihat keterkaitan pelaksanaan antara materi yang disajikan kepada kehidupan mereka.
Dalam hal khusus guru-guru memerlukan pertimbangan tentang hubungan program disiplin yang dibuat dengan motivasi individu para siswa.dalam menegakkan seperangkat ketentuan disiplin sekolah, guru perlu mengkomunikasikan bagaimana para siswa seyogyanya bertingkah laku dan apa yang akan terjadi bila siswa berkelakuan lain. Beberapa problema yang akan mengganggu disipli seyogyanya dapat diperkirakan sejak dini. Contoh dari problema tersebut adalah siswa melawan. Terhadap hal tersebut, apakah guru membiarkan perilaku siswa yang keluar dari ketentuan uang diharapkan. Tentu saja tidak, oleh karena itu, kalau terjadi hal seperti itu tindakan preventif segera dapat diterapkan.
Keberadaan gurudikelas tidak hanya bertugas menyampaikan kurikulum/materi yang direncanakan kepada para siswa, tetapi kondisi persoalan disiplin para guru itu sendiri dikelas perlu ditampilkan. Materi dan disiplin harus dikaitkan dengan pemahaman umum dari apa yang diharapkan para siswa. Program yang cukup efektif dalam memberi pemahaman disiplin misalnya, dapat dilaksanakan sekolah dengan cara melibatkan para siswa untuk mendiskusikan topik-topik yang menjadi kepedulian sekolah.
Faktor disiplin penting lain dapat berkembang pada sejumlah guru ditingkat sekolah dasar dan menengah yang mengajar secara tim. Walaupun guru tersebut tidak secara riil mengajar bersama. Mereka membuat perencanaan bersama dan menyampaikan kepada para siswa dalam bahasan yang sama pada ruang/waktu pada saat para guru mengajar. Karena para siswa diajar oleh masing-masing guru dalam kelompok tim, maka komponen penting dari disiplin harus dirumuskan. Karena kalau tidak dirumuskan akan terjadi ketidak konsistenan antara siswa satu dengan siswa lain dalam menangkap makna materi. Misalnya, seorang guru membiarkan seorang siswa menyontek, sementara yang lain tidak diijinkan. Perlakuan yang diskriminatif ini akan menimbulkan ketidak konsistenan diantara mereka. Lebih lanjut harus ada respon yang saling menguntungkan diantara mereka. Lebih lanjut harus ada respon yang saling menguntungkan diantara para profesional sekolah mengenai pelaksanaan pemeliharaan disiplin dikelas.
Guru harus memandang mereka sendiri sebagai bagian dari kelompok atau tim yang bertanggung jawab menyampaikan perencanaan pendidikan tentang disiplin. Mereka hendaknya tidak sebagai seorang akhli yang erpraktik dalam kelas yang terisolasi, melainkan perlu keterpaduan antara teori dan praktik

3. Disiplin pada Level Sekolah dan Kelas
Sekolah, dalam upaya menciptakan disiplin secara nyata sudah barang tentu akan berusaha dan melinatkan berbagai unsur atau pihak. Misalnya: dalam guru dalam memberdayakan semua kebijakan; usaha mengidentifikasi secara jelas sebab-sebab siswa berperilaku menyimpang; bekerja sama secara erat dengan orang tua, dan para pembina atau pendamping sekolah. Sekolah juga menggunakan beberapa pendekatan untuk menanggulangi perilaku menyimpang para siswa melalui manajemen pembelajaran atau kurikuler.
Beberapa kndisi yang dapat menyebabkan timbulnya problema disiplin adalah kegaduhan, corak suasana sekoah, pengaruh komunitas yang tidak diinginkan, ketidak teraturan dan ketidak ajegan dalam menerapkan peraturan atau hukum. Tipe-tipe penanggulangan problema disiplin ini biasanya didekati oleh pendekatan teknik manajerial. Misal, Kepala Sekolah dapat meminta staf sekolah, pembina, dan guru untuk mengetahui para siswa dan latar belakangnya, menyusun jadwal sebaik mungkin sehingga tidak terjadi satu kegiatan mengganggu kegiatan lain atau kegiatan berfluktuasi pada saat yang sama, menciptakan suasana seperti di rumah sendiri dengan memodifikasi sekolah secara artistik dengan tanaman hidup agar para siswa betah tinggal di sekolah. Sekolah juga dapat mengurangi problema timbulnya gangguan disiplin dengan menjalin hubungan baik dan kerja sama dengan komunitas lingkungan sekitar dan aparat keamanan lingkungan. Hubungan kerjasama tersebut seperti memberi kesempatan tersebut seperti memberi keempatan kepada masyarakat sekitar memanfaatkan sebagai fasilitas sekolahdan melibatkan mereka untuk ikut serta membangun wilayah sekitar.
Disamping itu sekolah secara teratur menyampaikan laporan dan meminta laporan kepada aparat keamanan. Memberi laporan tentang kegiatan sekolah, misal laporan kegiatan penerimaan dan pengumuman penerimaan siswa baru, pengumuman kelulusan evaluasi belajar nasonal (EBTANAS), acara pekan olah raga dan seni dan sebagainya. Meminta laporan tentang situasi keamanan pada setiap saat, dan memberi kesempatan kepada yang berwajib memberi penyuluhan tentang gerakan disiplin nasional, bahaya narkotik, tertib lalu linas dansebagainya. Banyak sekolah menghadapi bermacam-macam gangguan disiplin karena adanya watak suka merusak, perbuatan merusak fasilitas sekolah, merokok, dan penggunaan obat-obat terlarang dari para siswanya.
Uraian diatas menunjukkan bahwa manajemen kelas dalam menanggulangii gangguan disiplin adalah hal yang kompleks. Puncaknya menumbuhkan kesadaran diri bahwa guru harus merencanakan model pendekatan sendiri yang cocok dengan tampilan diri dan pembelajarnnya. Di kelas guru harus banyak bertukar pikiran dan menanyakan kepada para siswa tentang hidup dan belajar sukses. Oleh karena itu, hal-hal berikut seperti yang dikemukakan oleh McNeil dan Wiles perlu dihayati dan disimak:
a. Menunjukkan perilaku siswa yang diharapkan dimasa depan,
b. Mendengarkan, ketika para siswa menceritakan tentang kepedulian mereka,
c. Mengetahui sedapat mungkin dan seawal mungkin nama-nama para siswa,
d. Menghindari kata-kata sindiran; berlakulah positif,
e. Tersenyum, bersahabat, dan menjalin hubungan harmonis penuh respek,
f. Mengetahui karakter (sifat, watak) dan latar belakang para siswa,
g. Bila mungkin, abaikan pelanggaran-pelanggaran kecil,
h. Mencoba menghindari bentuk-bentuk hukuman secara kelompok,
i. Menciptakan disiplin kelas sebagai tujuan utama.
Disamping itu terdapat beberapa teknik yang dapat membantu pemeliharaan disiplin kelas dalam mengajar seperti berikut ini:
a. Tepat waktu dan mulailah pelajaran sesegera mungkin;
Siapkan sesuatu yang harus dikerjakan para siswa,
b. Siapkan rencana pelajaran dan informasikan kepada para siswa apa, kapan, dan dimana aktivitas itu dikerjakan,
c. Lakukan sesuatu dengan aturan dan pelaksanaan yang sama dan konsisten,
d. Bervariasi dalam aktivitas kelas,
e. Tidak mengancam dan menentang para siswa,
f. Buatlah tugas para siswa yang tepat dan cocok,
g. Jagalah dan kontrol suara guru,
h. Tegas dalam permulaan dan secara perlahan mulai dikendorkan bila hubungan sudah terjalin baik,
i. Hindari adanya siswa favorite diantara mereka,
j. Jalin hubungan kerjasama dengan orang tua.
Petunjuk tersebut kiranya dapat berguna dan sebagai penopang dalam upaya menanggulangi gangguan disiplin di kelas. Nasehat yang simpatik bagi guru-guru baru berkaitan dengan disiplin adalah “mengetahui apa yang akan dikerjakan sebelum hal itu terjadi”. Guru-guru yang berpengalaman dalam memelihara disiplin kelas ialah dengan cara mengontrol suasana kelas dan memanipulasi kelas tersebut berdasar variasi respon para siswa. Guru lain memanipulasi untuk terciptanya suasana kelas yang diharapkan adalah dengan mengembangkan penguatan verbal dan non verbal. Pengutan verbal seperti: baik, bagus, pekerjaanmu cukup rapi, dan sebagainya. Sedangkan penguatan non verbal seperti: gerakan badan, sentuhan, perubahan mimik, gerakan mendekati, memberi hadiah dan sebagainya.
{gambarnya terserah anda}
4. Membina Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
Sekolah secara formal adalah wadah atau tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan , sikap dan keterampilan yang sesuai dan dikehendaki oleh masyarakat dimana sekolah itu berada. Sebaliknya masyarakat diharapkan membantu dan bekerja sama dengan sekolah agar program sekolah dapat berjalan dengan lancar dengan lulusan yang dihasilkan memenuhi kebutuhan masyarakatdan negara. Oleh sebab itu, hubungan yang saling menguntungkan antara sekolah dan masyarakat perlu dibina dan dikembangkan secara harmonis. Hubungan sekolah dengan masyarakat meliputi hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah dengan orang tua terkait, hubungan sekolah dengan dunia sekolah dan tokoh masyarakat, dan hubungan sekolah dengan lembaga pendidikan lainnya.
a. Hubungan Sekolah dengan Orang Tua Siswa
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara formal dan potensial memiliki peranan paling penting dan strategis bagi pembinaan dan pengembangan generasi muda, khususnya para siswa sekolah dasar. Sedangkan orang tua siswa adalah pendidik pertama dan utama yang sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan dan pengembangan para siswa tersebut. Oleh karena itu, sangat diperlukan hubungan yang harmonis dan terus menerus dan berkelanjutan antara sekolah dan orang tua siswa.
Hubungan sekolah dengan orang tua dapat dijalin melalui sarana wadah perkumpulan orang tua siswa, guru atau tenaga pendidikan lainya dinamakan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan. Dengan adanya hubungan antara sekolah dan orang tua tersebut maka manfaat yang diharapkan diperoleh adalah:
1) Orang tua siswa mengetahui tentang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sekolah,
2) Sekolah mengetahui semua kegiatan orang tua dan para siswa di rumah,
3) Orang tua siswa mau memberi perhatian yang sangat besar dalam menunjang kegiatan-kegiatan sekolah.

Agar orang tua siswa mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sekolah, sekolah perlu melaksanakan antara lain hal-hal berikut ini.
1) Memberikan informasi seluas-luasnya tentang program sekolah. Pemberian informasi itu dapat diakukan misalnya dalam rapat-rapat, bazar, pameran, malam kesenian, pekan olahraga, dan melalui penjelasan tertulis.
2) Melakukan kunjungan rumah oleh guru atau kepala sekolah secara teratur atau rutin.
3) Menetapkan satu bulan dalam satu tahun pelajaran sebagai BULAN INFORMASI yang kegiatannya dapat berupa:
a) Mengadakan dialog dengan orang tua/wali siswa tentang perkembangan sekolah dan pembangunan yang sedang dilaksanakan dan yang akan dihadapi sekolah,
b) Menginformasikan bahwa sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan berkewajiban untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
c) Menjelaskan bahwa manusia yang berkualitas itu hanya dapat dihasilkan oleh pendidikan yang bermutu,
d) Menyadarkan pihak orang tua/wali siswa bahwa keterlibatan mereka dala usaha meningkatkan mutu pendidikan mutlak diperlukan,
e) Meningkatkan kesadaran orang tua/wali siswa tentang betapa pentingnya pendidikan bagi anak manusia agar mereka dapat menjadi warga negara yang berkualitas dan berguna,
f) Meningkatkan kesadaran orang tua/wali siswa agar mau menyekolahkan putra-putrinya sampai tamat.
Dengan diketahuinya kegiatan-kegiatan sekolah dan dengan tumbuhnya kesadaran orang tua/wali siswa diharapkan mereka merasa memiliki, mau berpartisipasi dan mau memberi bantuan dalam melaksanakan semua rencana sekolah, sehingga kualitas lulusan diharapkan sekolah dan orang tua/wali siswa tercapai partisipasi tersebut dapat berupa:
1) Motivasi putra-putrinya untuk belajar dengan baik,
2) Melengkapi semua keperluan belajar putra-putrinya,
3) Mengarahkan putra-putrinya untuk belajar secara teratur pada jam-jam tertentu dan mengatur waktu untuk kegiatan lain di rumah, misalnya nonton TV, berkunjung kepada keluarga atau tetangga dan teman dan sebagainya,
4) Menciptakan suasana yang mendukung dalam keluarga yang dapat mendorong putra-putrinya rajin belajar,
5) Mengawasi dan mengecek putra-putrinya dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sekolah,
6) Ikut membantu tegaknya disiplin sekolah,
7) Ikut mendorong putra-putrinya memenuhi tata tertib sekolah,
8) Ikut memberikan perhatian terhadap perkembangan situasi pendidikan sekolah,
9) Memenuhi undangan rapat dan undangan lainnya dari sekolag bagi kepentingan putra-putrinya,
10) Membantu tegaknya wibawa Kepala Sekolah dan para guru,
11) Memberikan saran dan kritik dalam menegakkan wibawa Kepala Sekolah dan Guru,
12) Membantu memelihar nama baik sekolah,
13) Mendorong agar putra-putrinya gemar membaca dan tidak lalai dalam mengerjakan pekerjaan rumah,
14) Mendorong putra-putrinya agar ikut ambil bagian dalam kegiatan ko dan ekstra kurikuler seperti: kesenian, olah raga, pramuka, UKS, dan kegiatan lain yang diselenggarakan sekolah,
15) Mendorong putra-putrinya untuk mengikuti upacara bendera dan upacara lainnya yang diselenggarakan sekolah,
16) Mendorong putra-putrinya memelihara keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan serta kerapihan baik di rumah maupun di sekolah.

b. Hubungan Sekolah dengan Instansi Terkait
Sekolah perlu membina hubungan baik secara timbal balik dengan instansi terkait. Instansi terkait itu seperti Lurah/Kepala Desa, Puskesmas, Camat, Polsek, Koramil, LKMD dan Posyandu. Hubngan yag dijalin dan upaya yang perlu dilaksanakan oleh sekolah, antara lain sebagai berikut:
1) Menginformasikan program sekolah,
2) Ikut serta dalam kegiatan yang diadakan pemerintah, sepanjang tidak mengganggu proses belajar mengajar,
3) Pada saat yang diperlukan, Kepala Sekolah atau Guru yang ditunjuk mengadakan kunjungan ke Instansi Pemerintah sebagai salah satu pendekatan dari pihak sekolah,
4) Sekali-kali dapat mengundang Pejabat Pemerintah di luar Depdikbud sebagai pembina dalam upacara bendera.
Sedangkan dari pihak instansi terkait diharapkan agar dapat memberikan peran sertanya dalam:
1) Membantu tegaknya disiplin sekolah,
2) Ikut membantu terpeliharanya kebersihan dan keindahan sekolah,
3) Membantu nama baik sekolah,
4) Memenuhi undangan yang disampaikan pihak sekolah,
5) Membantu keamanan sekolah pada saat sekolah melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

c. Hubungan Sekolah dengan Dunia Usaha dan Tokoh Masyarakat
Hubungan sekolah dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat adalah hubungan yang tidak kala pentingnya dengan jalinan hubungan dengan pihak lainnya. Program ini dapat dilaksanakan dalam bentuk:
1) Mengunjungi industri dan perusahaan untuk menambah wawasan pengetahuan para siswa,
2) Mengundang tokoh-tokoh yang berhasil dalam bidangnya untuk memberikan ceramah di sekolah.
Sedangkan dari dunia usaha dan tokoh masyarakat yang berhasil diharapkan peran serta sebagai berikut:
1) Bersedia menjadi nara sumber dan memberikan ceramah untuk siswa sebagai usaha memotivasi siswa supaya giat belajar dan bekeja keras,
2) Memberikan saran dalam menegakkan wibawa Kepala Sekolah dan Guru,
3) Menjadi nara sumber untuk pelaksanaan program muatan lokal sekolah,
4) Membantudan menyediakan fasilitas dalam melaksanakan muatan lokal bagi para siswa.

d. Hubungan Sekolah dengan Lembaga Pendidikan Lain
Dalam usaha membina dan mengembangkan hubungan dengan lembaga pendidikan lain perlu dilaksanakan upaya-upaya berikut:
1) Mengadakan kunjungan antar sekolah untuk daling bertukar pengalaman,
2) Menjalin kerjasama dalam upaya saling mengembangkan pendidikan di sekolahnya masing-masing,
3) Memberikan informasi tentang perkiraan jumlah lulusan sekolah kepada lembaga pendidikan setingkat di atasnya,
4) Mengundang pimpinan lembaga pendidikan yang lebih tinggi tingkatnya untuk memberikan ceramah tentang perkembangan penndidikan sesuai dengan jenjangnya.

5. Sumber Pelanggaran
Adalah suatu asumsi yang menyatakan bahwa semua tngkah laku individu merupakan upaya untuk mencapai tujuan yaitu pemenuhan kebutuhan. Pengenalan terhadap kebutuhan siswa secara baik merupakan andil yang besar bagi pengendalian disiplin.
Maslow mengemukakan teori “hierarchi kebutuhan manusia” yang dapat digambarkan dalam bentuk piramida kebutuhan manusia dibawah ini:
Berdasarkan bagan piramida kebutuhan manusia itu terlihat bahwa manusia meliputi kebutuhan-kebutuhan berikut ini.
a. Kebutuhan fisik (fhysical need) manusia yang merupakan kebutuhan dasar bagi kelangsungn hidupnya. Kebutuhan tersebut seperti makan, berlindung (rumah, pakaian), seks dan sebagainya.
b. Kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman (security and safety), yaitu kebutuhan keselamatan dan rasa aman baik fisik maupun perasaan keamanan terhadap masa depan yang dihadapinya.
c. Kebutuhan rasa emiliki dan cinta kasih (love and belonging) yaiu berupa kebutuhan mencintai orang lain dan dicintai orang lain, penerimaan, pembenaran dan cinta orang lain pada dirinya.
d. Kebutuhan akan kehormatan harga diri (respect of self esteem) yaitu kebutuhan merasa dirinya berguna bagi orang lain, mempunyai pengaruh bagi orang lain, dan sebagainya.
e. Kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman (knowledge and understanding) terhadap berbagai hal agar individu dapat mengambil berbagai keputusan yang bijaksana terhadap beberapa hal dalam menghadapi dunianya secara efektif.
f. Kebutuhan akan keindahan dan aktualisasi diri (beauty and self actualization) yaitu kebutuhan untuk memperoleh pengalaman mengaktualisasikan dirinya dalam dunia nyata secara langsung agar dari pengalamannya ia akan lebih kreatif, toleran dan spontan.
Secara berurutan manusia menghendaki terpenuhinya semua kebutuhan tersebut yang diperoleh dengan cara yang wajar, namun sesuai dengan tata aturanyang berlaku. Bila kebutuhan ini tidak lagi dapat dipenuhi melalui cara-cara yang sudah biasa dalam masyarakat, maka akan terjadi ketidak seimbangan pada diri individu, dan yang bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan cara-cara lain yang sering kurang diterima masyarakat. Mengambil logika seperti itu, mungkin pula pelanggaran disiplin disekolah bersumber pada lingkungan sekolah yang tidak memberi pemenuhan terhadap semua kebutuhan peserta didik khususnya, misalnya:
a. Tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang otoriter yang senantiasa mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan subjek didik. Perbuatan seperti itu akan mengakibatkan peserta didik akan berpura-pura patuh, apatis atau sebaliknya. Hal ini akan menjadikan siswa agresif yaitu ingin berontak terhadap kekangan dan perilaku yang tidak manusiawi yang mereka terima.
b. Pengebirian akan hak-hak kelompok besar anggota peserta didik oleh sekolah/guru. Dengan pengibirian atau pengurangan hak-hak tersebut akan menyuramkan masa depan peserta didik , padahal disisi lain mereka seharusnya turut menentukan rencana masa depannya dibawah bimbingan guru.
c. Sekolah/guru tidak atau kurang memperlihatkan kelompk minoritas baik yang ada diatas atau dibawah merata dalam berbagai aspek yang ada hubungannya dengan kehidupan sekolah.
d. Sekolah/guru kurang melibatkan dan mengikut sertakan para peserta didik dalam keikut sertanya bertanggung jawab dalam kemajuan sekolah sesuai dengan kemampuannya.
e. Sekolah/guru kurang memperhatikan latar belakang kehidupan peserta didik dalam keluarga kedalam subsistem kehidupan sekolah.
f. Sekolah kurang mengadakan kerjasama dengan orang tua dan keduanya juga saling melepaskan tanggung jawab.
Terhadap beberapa faktor atau sumber yang dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang dapat mengganggu terpeliharanya disiplin kelas. Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori umum yaitu masalah-masalah yang ditimbulkan guru, siswa, dan lingkungan.
a. Masalah-Masalah yang Ditimbilkan Guru
Pribadi guru sangat mempengaruhi terciptanya suasana disiplin kelas yang efektif. Guru yang membiarkan peserta didik berbuat masalah, tidak suka kepada peserta didik, lebih mementingkan mata pelajaran daripada peserta didiknya, kurang menghargai peserta didik, kurang senang, kurang rasa humor akan mengalami banyak gangguan dalam kelas. Selain itu, hal-hal berikut ini yan dapat menimbulkan disiplin kelas terganggu:
1) Aktivitas yang kurang tepat untuk saat atau keadaan tertentu;
2) Kata-kata atau sindiran tajam yang menimbulkan rasa malu peserta didik;
3) Ketidak cocokan antara kata dan perbuatan, antara teori dan praktik;
4) Bertindak tidak sopan tanpa mempertimbangan yang matang, tanpa melihat situasi;
5) Memiliki rasa ingin terkenal, rasa ingin ditakuti, atau ingin disegani;
6) Kurang pengendalian diri , seperti suka mengunjungi peserta didik ditempat orang banyak;
7) Kegagalan menjelaskan tujuan pelajaran kepada peserta didik;
8) Menggunakan metode yang kurang variatif/ monoton, sama dari hari ke hari;
9) Gagal mendeteksi perbedaan individu peserta didik,
10) Berbicara menggumam/tidak jelas;
11) Memberi tugas yang berat dan kompleks;
12) Tidak mengontrol pekerja peserta didik, apalagi mengembalikan pekerjaan tersebut;
13) Tidak memberikan umpan balik kepada hasil pekerjaan peserta didik.
{gambarnya terserah anda}
b. Masalah yang Ditimbulkan Oleh Peserta Didik
Ketidak teraturan selama proses belajar mengajar dapat disebabkan juga oleh masalah yang ditimbulkan oleh para peserta didik. Peserta didik biasanya cepat memanfaatkan situasi yang tidak memungkinkan untuk berbuat tidak disiplin.
Banyak dari mereka tidak suka/benci terhadap sekolah.hal ini dipersepsi dari adanya sekolah yang tidak memberi kepuasan kepada semua harapan : siswa dan para lulusan. Sejumlah hal yang disebabkan oleh para peserta didik berikut ini cenderung memberi konstribusi membuat disiplin kelas terganggu seperti :
1) Anak yang suka membadut atau berbuat aneh yang semata-mata untuk menarik perhatian dikelas;
2) Anak dari keluarga yang kurang harmonis atau kurang perhatian dari orang tuanya;
3) Anak yang skait;
4) Anak yang tidak punya tempat untuk mengerjakan pekerjaan sekolah di rumah;
5) Anak yang kurang tidur (karena melek mata sepanjang malam);
6) Anak yang malas membaca atau tidak mengerjakan tugas-tugas sekolah;
7) Anak yang pasif atau potensi rendah yang datang ke sekolah sekedarnya;
8) Anak yang memiliki rasa bermusuhan atau menentang kepada semua peraturan;
9) Anak memiliki rasa pesimis atau putus asa terhadap semua keadaan;
10) Anak yang berkeinginan berbuat segalanya dikuasai secara sempurna.
{gambarnya terserah anda}
Sedangkan gangguan disiplin yang datang dari kelompok peserta didik dapat berupa ketidak puasan dengan pekerjaan kelas; hubungan interpersonal lemah; gangguan suasana kelompok; pengorganisasian kelompok lemah;emosi kelas dan perubahan mendadak (Ornstein, 1990:71).
1) Ketidak puasan dengan pekerjaan kelas
Ketidak puasan ini dapat disebabkan oleh tugas yang terlalu mudah atau terlalu sulit; beban terlalu ringan atau terlalu berat; penugasan cenderung kurang terbuka karenna mereka tidak siap; latihan pembelajaran bersifat verbal kurang menekankan dan keterampilan dan manipulasi aktivitas; penugasan kurang terjadwal, tidak sistematis atau membingunkan.
2) Hubungan interpersonal lemah
Hubungan interpersonal lemah dapt disebabkan pengelompokan didasarkan pertemuan atau klik: peran kelompok sangat lemah.
3) Gangguan suasana kelompok
Gangguan suasana kelompok disebabkan oleh suasana tercekam; kompetitif yang berlebihan sangat eksklusif (kelompok menolak individu yang tidak siap).
4) Pengorganisasian kelompok lemah
Pengorganisasian kelompok lemah ditandai oleh tekanan otokrasi yang berlebihan atau lemahnya supervisi dan pengamanan; standar perilaku yang terlalu tinggi atau rendah; kelompok diorganisir terlalu ketat (banyak aturan) atau terstruktur; pengorganisasian kurang memperlihatkan unsur perkembangan usia, latar belakang sosial, kebutuhan, atau kemampuan anggota kelompok.
5) Emosi kelompok dan perubahan mendadak
Emosi kelompok dan perubahan mendadak dapat diakibatkan karena kelompok memiliki watak temperamen kekhawatiran tinggi; kejadian depresi yang mendadak; ketakutan atau kegemparan; kelompok dihinggapi rasa bosan, kurang berminat atau emosionalnya lemah.

c. Masalah yang Ditimbulkan Lingkungan
Langsung atau tidak langsung lingkungan, situasi, atau kondisi yang mengelilingi peserta didik merupakan masalah yang potensial menimbulkan terjadinya gangguan disiplin kelas. Lingkungan, situasi atau kondisi tersebut adalah:
1) Lingkungan rumah atau keluarga, seperti: kurang perhatian, ketidak teraturan, pertengkaran, ketidak harmonisan, kecemburuan, masa bodoh, tekanan, sibuk dengan urusannya masing-masing.
2) Lingkungan atau situasi tempat tinggal, seperti: lingkungan kriminal, lingkungan bising, lingkungan minuman keras.
3) Lingkungan sekolah, seperti: hari-hari pertama dan hari-hari akhir sekolah (akan libur atau sesudah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru, jadwal yang kaku/jadwal aktivitas sekolah yang kurang cermat, bau makan dari cafetaria, suasana gaduh dari praktik pelajaran musik/bengkel ruang sebelah.
Pada kenyataannya sebab-sebab pelanggaran disiplin kelas itu sangat unik, bersifat sangat pribadi, kompleks dan kadang-kadang mempunyai latar belakang yang mendalam lain dari pada sebab-sebab yang nampak. Walaupun demikian, memang ada juga sebab-sebabnya yang bersifat umum, misalnya:
1) Kebosanan dalam kelas merupakan sumber pelanggaran disiplin. Mereka tidak tahu lagi apa yang harus mereka kerjakan karena yang dikerjakan itu ke itu saja. Oleh karena itu, harus diusahakan agar siswa tetap sibuk dengan kegiatan yang bervariasi sesuai dengan taraf perkembangannya.
2) Perasaan kecewa dan tertekan karena siswa dituntut untuk bertingkah laku yang kurang wajar sebagai anak remaja.
3) Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian, pengalaman atau keberadaan pribadi siswa/status.
{gambarnya terserah anda}
6. Peraturan dan Tata Tertib Kelas
Disiplin merupakan hal penting yang harus ditanamkan pada anak didik di sekolah sedini mungkin. Sekolah adalah tempat utama untuk melatih dan memahami pentingnya disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan peraturan dan tata tertib kelasyang diterapkan setiap hari dan dengan kontrol yang terus menerus maka siswa akan terbiasa berdisiplin
Kelas harus mempunyai peraturan dan tata tertib. Peraturan dan tata tertib kelas ini harus dijelaskan dan dicontohkan kepada siswa serta dilaksanakan secara terus menerus. Peraturan dan tata terti merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada siswa.
Peraturan menunjuk pada patokan atau standar yang sifatnya umum yang harus dipenuhi oleh siswa. Misal : siswa harus mendengarkan dengan baik apa yang sedang dikatakan atau diperintahkan oleh guru; menulis jawaban pertanyaan guru jika guru telah memerintahkannya; memberi jawaban jika guru telah menunjuknya.
Tata tertib menunjuk pada patokan atau standar atau aktivitas khusus. Misal : penggunaan pakaian seragam; mengikuti upacara bendera; peminjaman buku perpustakaan.
Peraturan dan tata tertib kelas untuk sekolah dasar seperti yang tercantum dalam Petunjuk Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar antara lain harus memuat hal-hal sebagai berikut:

Masuk Sekolah
 Siswa harus datang ke sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai.
Ø
 Menaruh tas dan alat tulis lainnya di laci meja masing-masing kemudian keluar kelas.
Ø
 Siswa yang mendapat tugas jaga/piket harus datang lebih awal.
Ø
 Siswa yang sering terlambat harus diberi terguran.
Ø
 Siswa yang tidak masuk karena alasan tertentu harus memberi tahu sebelum atau sesudahnya secara lisan atau tulisan.
Ø
 Guru tidak boleh terlambat atau absen tanpa ijin.
Ø

Masuk Kelas
 Siswa segera berbaris di depan kelas ketika bel berbunyi.
Ø
 Ketua kelas menyiapkan barisan.
Ø
 Siswa masuk kelas satu persatu dengan tertib dan duduk di tempatnya masing-masing.
Ø
 Guru memeriksa kerapian , kebersihan dan kesehatan siswa satu persatu:
Ø kebersihan kuku, kerapian rambut, kerapian dan kebersihan baju dan sebagainya.

Di Dalam Kelas
 Berdoa bersama dipimpin oleh seorang siswa.
Ø
 Memberi salam kepada guru
Ø dan pelajaran dimulai.
 Guru menuliskan siswa yang tidak masuk di papan absen serta alasan/ keterangan mengapa tidak masuk.
Ø
 Pada saat pelajaran berlangsung siswa harus tetap tertib, tidak boleh
Ø ribut, bercanda atau melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran.
 Siswa tidak boleh meninggalkan kelas tanpa ijin atau alasan tertentu.
Ø
 Guru juga tidak diperkenangkan meninggalkan kelas ketika pelajaran
Ø berlangsung walaupun ada siswa sedang mengerjakan tugas di luar kelas.

Waktu Istirahat
 Pada saat bel istirahat berbunyi siswa keluar kelas dengan tertib.
Ø
 Guru keluar kelas setelah semua siswa keluar.
Ø
 Siswa tidak boleh berada di kelas ketika istirahat.
Ø
 Selama istirahat siswa tidak diperkenangkan meninggalkan sekolah tanpa ijin.
Ø
 Pada saat bel masuk lagi berbunyi (setelah istirahat) siswa masuk
Ø kelas dengan tertib dan duduk dengan tenang di tempat masing-masing.
 Sebaiknya guru sudah berada di kelas lebih dahulu menjelang bel masuk berbunyi.
Ø

Waktu Pulang
 Ketilka bel pulang berbunyi, pelajaran berakhir, ditutup dengan doa dan salam kepada guru.
Ø
 Guru memberikan nasehat-nasehat, mengingatkan tentang tugas-tugas, pekerjaan rumah dan sebagainya.
Ø
 Siswa keluar kelas dengan tertib.
Ø

Tujuan diterapkan peraturan-peraturan ini adalah:
 Menjelaskan manajemen kurikuler penting dalam menegakkan disiplin,
v
 Menggambarkan upaya manajerial kepala sekolah dalam memelihara disiplin sekolah,
v
 Menarik kesimpulan pentingnya menjalin hubungan antara sekolah dengan masyarakat,
v
 Menyebutkan lingkup hubungan sekolah dan lembaga pendidikan lainnya,
v
 Menyimpulakn bahwa memberi/ meminta laporan secara teratur kepada
v aparat keamanan penting sebagai langkah pemeliharaan disiplin sekolah,
 Menyebutkan beberapa kondisi yang dapat menyebabkan disiplin sekolah terganggu,
v
 Menjelaskan alasan mengapa penguatan verbal dan non verbal berpengaruh kepada terciptanya disiplin kelas,
v
 Menjelaskan beberapa masalah yang ditimbulkan guru sehingga mempengaruhi tegaknya disiplin,
v
 Menjelaskan beberapa masalah yang ditimbulkan peserta didik yang menganggu terpeliharanya disiplin,
v
 Menjelaskan beberapa masalah lingkungan yang mempengaruhi terciptanya disiplin,
v
 Menyebutkan sebab-sebab umum yang mengganggu tegaknya disiplin.
v
Disiplin merupakan hal penting yang harus ditanamkan pada anak didik di sekolah sedini mungkin. Sekolah adalah tempat utama untuk melatihkan dan memahami pentingnya disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan peraturan dan tata tertib kelas yang diterapkan setiap hari dan dengan kontrol yang terus-menerus maka siswa akan terbiasa berdisiplin.
Kelas harus mempunyai peraturan dan tata tertib. Peraturan dan tata tertib kelas ini harus dijelaskan dan dicontohkan kepada siswa serta dilaksanakan secara terus-menerus. Peraturan dan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar