SELAMAT DATANG BLOG COWOK CAKEP

DILARANG MEROKOK RUANG BLOG INI BER AC

Senin, 14 Februari 2011

manajemen kelas


BAB VI
TAHAP DAN PENANGGULANGAN
PELANGGARAN DISIPLIN
Latar Belakang
Terpeliharanya disiplin menunjuk kepada kepatuhan terhadap pelaksanaan peraturan sekolah dan menunjuk kepada berjalannya sistem kontrol dalam kelas. Terpeliharanya disiplin tersebut memerlukan keterlibatan serangkaian strategi. Strategi tersebut adalah strategi dalam mengubah perilaku peserta didik kearah pemilikan kesadaran melaksanakan semua peraturan yang telah dibuat. Pemilikan kesadaran melaksanakan semua peraturan yang telah dibuat. Pemilikan kesadaran tersebut, bukan karena paksaan melainkan datang dari dirinya sendiri yang memang merupakan kebutuhan dan memberikan kemanfaatan kepadanya.
Disamping itu, terpeliharanya disiplin di kelas mengisyaratkan bahwa guru dapat menanggulangi masalah-masalah yang terjadi di kelas, seraya menetralisir dengan cara menanggulangi emosi-emosi peserta didik.
Penanggulangan pelanggaran disiplin kelas perlu dilaksanakan secara penuh kehati-hatian, demokrasi dan edukatif. Cara-cara penanggulangan dilaksanakan secara bertahap dengan tetap memperhatikan jenis gangguan yang ada dan siapa pelakunya, apakah dilakukan oleh individu atau kelompok. Langkah tersebut mulai dari tahap pencegahan sampai tahap penyembuhan, dengan tetap bertumpu pada penekanan substansinya bukan pada pribadi peserta didik. Di samping itu, guru juga tetap harus menjaga perasaan kecintaan terhadap peserta didik, bukan karena rasa benci atau emosional. Namun demikian, disadari benar bahwa disiplin di kelas sangat dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor lingkungan siswa seperti lingkungan rumah. Oleh karena itu, guru juga perlu menjalin kerja sama dengan orang tua di rumah, agar kebiasaan disiplin di sekolah yang hendak dipelihara itu semakin tumbuh subur.
Bab ini adalah bab yang mengulas: tahap-tahap memelihara disiplin; jenis dan cara penanggulangan disiplin; dan kebiasaan hidup tertib. Untuk memahami tahapan, jenis, cara, penanggulangan gangguan disiplin yang edukatif, demokratis, akurat, dan dengan tetap menumbuhkan rasa cinta kepada peserta didik, diharapkan para mahasiswa menyimak bab ini dengan baik dan sungguh-sungguh. Kemudian jawab pertanyaan yang ada dan kerjakan tugas-tugas yang ditugaskan kepada anda.
Tujuan
Setelah mempelaji bab ini, anda diharapkan dapat:
 Menjelaskan tahapan-tahapan cara memelihara disiplin kelas;
Ø
 Menjelaskan langkah-langkah menumbuhkan kesan positif pada pertemuan awal di kelas;
Ø
 Menjelaskan alasan-alasan diterapkannya campur tangan (intervensi) oleh guru;
Ø
 Mengemukakan kemungkinan jenis-jenis gangguan disiplin yang muncul di kelas;
Ø
 Menjelaskan cara-cara penanggulangan disiplin kelas berdasar jenis gangguan kelas yang muncul;
Ø
 Menyebutkan berbagai alat yang dapat digunakan
Ø pada saat pengenalan siswa;
 Menjelaskan tahap-tahap pemeliharaan disiplin pada saat mengingatkan peraturan dan konsekuensinya;
Ø
 Menyimpulkan bahwa pelaksanaan konsekuensi atas pelanggaran tata tertib bukan dimaksud sebagai ukuman;
Ø
 Mengiktisarkan langkah-langkah yang harus dilakukan pada tahap penyembuhan;
Ø
 Menyimpulkan bahwa sajian yang menarik, penampilan yang menarik, ketepatan penanganan dapat mencegah gangguan disipln kelas;
Ø
 Menjelaskan prinsip-prinsip kelas yang perlu diperhatikan dalam menjatuhkan hukuman dalam menegakkan disiplin;
Ø
 Menyimpulkan bahwa dengan pembiasaan disiplin sekolah akan berpengaruh positif siswa dimasa yang akan datang;
Ø
 Menjelaskan hal-hal yang dapat menumbuh-suburkan sikap;
Ø
 Memahami bahwa sikap guru yang demokratis merupakan kondisi bagi terbinanya tertib kearah siasat atau kearah sendiri;
Ø
 Menunjukkkan bagaimana menjalin hubungan antara guru dengan orang tua
Ø di rumah agar supaya menegakkan disiplin dikelas ditunjang.

1. Tahap Pemeliharaan Disiplin
Memelihara disiplin adalah satu proses. Karena ia proses maka memelihara disiplin akan terdiri dari serangkaian tahapan yang harus diperhatikan oleh para penegak disiplin.
a. Tahap pencegahan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah penciptaan suasana kelas, ketepatan perencanaan, dan intruksional. Mengenal identitas, misalnya (nama, sifat, kesukaan). Peserta didik adalah hal-hal yang penting dalam penciptaan suasana kelas. Disamping itu pemberian catatan yang memberi dorongan kepada pekerjaan peserta didik sangatlah membantu. Merencanakan pengajaran dan mengajar peserta didik yang penuh variatif dan dengan hal-hal yang aktual dengan topik-topik yang relevan sangatlah membantu tumbuhnya belajar aktif dan percaya diri. Akhirnya penguasaan akan disipin akademiknya akan menambah kredibilitas guru yang akan dipelukan juga dalam proses pembelajarn.

b. Pemeliharaan
Pemeliharaan perilaku pada umumnya harus sejalan dengan pedoman yang telah ditetapkan agar peserta didik tetap dapat menjalankan tugas-tugasnya. Pedoman itu harus memenuhi kepatuhan, kebermaknaan, dan kepraktisan kearah belajar aktif. Peserta didik patut menerimah perhatian secara teratur untuk mengurangi gangguan dan menghindari tumbuhnya perilaku menyimpang. Pertemuan pertama, misalnya adalah saat yang penting dalam memelihara perilaku-perilaku yang diharapkan. Tumbuhkan kesan positif pada pertemuan pertama ini dengan mengemukakan program/ perencanaan pembelajaran.
Langkah-langkah seperti:
1) Mulailah dengan saling berkenalan secara tepat;
2) Informasikan gambaran umum, latar belakang, garis besar perhatian dan aktivitas yang relevan dari bidang studi yang akan ditempuh peserta didik;
3) Informasikan harapan-harapan akademis dan kebijakan penilaian secara rasional;
4) Beri kesempatan peserta didik menyatakan harapan-harapan mereka dengan kemungkinan-kemungkinan yang saling menguntungkan.
c. Campurtangan (intervensi)
Campur tangan atau usaha guru untuk menyetop perilaku tidak pantas dari peserta didik diperlukan bila tehnik-tehnik yang diterapkan dalam fase pencegahan dan pemeliharaan tidak berhasil. Namun dalam fase campurtangan ini hendaknya dicari teknik yang efektif yang dilakukan secara hemat dan penuh pertimbangan. Campurtangan lebih dilakukan pada gejala utamanya dari pada kepada perilaku penyimpangannya. Guru melakukan tetapi situasi dari pada peraturan disiplinnya. Guru hendaknya menggunakan pendekatan ilmu dan seni pendidikan dalam fase ini. Guru memerlukan keahlian dalam langkah-langkah intervensi seperti : bertanya, menatap mata peserta didik, mendekati peserta didik, memberi isyarat, dengan tangan atau kepala agar peserta didik tidak berperilaku tidak pantas. Kalau cara ini belum berhasil, mintalah peserta didik menyebut namanya untuk diam atau memindahkan tempat duduknya, atau melakukan apa saja yang tepat untuk hasil itu. Hal itu semua harus dilakukan dengan tenang dan tidak amosional. Hindari segala jenis tindakan yang menimbulkan konfrontasi. Ingat, ini bukan “situasi kemenangan” bagi guru.

d. Pengaturan
Tujuan pengaturan perilaku adalah mengurangi kesalahan pelaksanaan pengembangan kecakapan peserta didik. Fase ini merupakan fase penting demi tercapainya tujuan peserta didik. Guru tidak dilatijh mengobati dan mereka harus menyadari kesalahan dalam menanggulangi hal-hal yang menyebabkan aneka perilaku. Namun demikian, guru harus memiliki kesabaran, potensi mempengaruhi sikap dan perilaku dengan cara yang tidak merugikan. Guru dapat membantu peserta didik menyadari bahwa perilaku memiliki konsekuensi dengan kehidupan mereka. Lebih lanjut guru dapat mempertimbangkan alternative aktivitas kearah pengembangan perilaku positif melalui cara yang efektif.

2. Jenis Gangguan Dan Cara Penanggulanagn Gangguan Disiplin
Dengan tidak mengurangi kebebasan guru menemukan cara penanggulangan gangguan disiplin kelas, terdapat beberapa petunjuk umum cara penanggulangan gangguan disiplin seperti dikemukakan Hollingsworth dan Hoower (1991 : 72-74) berikut ini:

a. Gangguan percakapan
Percakapan antar sesama peserta didik yang mengancam disiplin perlu segera ditanggulangi. Guru dapat segera menghampiri mereka dan memotivasi mereka agar kembali mengerjakan tugas-tugasnya. Atau guru dapat bertanya, atau meminta siswa mengajukan pertanyaan, menyuruh menyelesaikan tugas secara khusus kepada peserta didik yang bercakap tadi.

b. Gangguan melempar catatan
Gangguan melempar catatan muncul akibat adanya kebosanan atau ketidak tepatan kegiatan belajar mengajar. Mengambil langkah hati-hati, dalam situasi ini sangat penting tidak tepat bila guru membaca keras-keras catatan itu. Secara persuasive menyatakan bahwa perbuatan itu akan merugikan diri siswa sendiri dan akan mengganggu kelas.

c. Gangguan kebebasan yang berlebihan diantara siswa
Bebas adalah naluri manusia, tetapi kebebasan berlebihan perlu dicegah jangan sampai berkembang merusak disiplin kelas. Berdialog antara guru dan peserta didik tentang hak dan kewajiban peserta didik perlu dilaksanakan. Katakan kepada para siswa bahwa disamping hak, ada kewajiban untuk tidak mengganggu orang lain.

d. Gangguan permusuhan antara peserta didik tau kelompok
Bicaralah dengan masing-masing pihak secara individual atau kelompok . berusaha mencari penyebab permusuhan ini dan cobalah adakan perubahan-perubahan baru.
Katakan bahwa permusuhan adalah perbuatan tidak baik dan permusuhan akan mengakibatkan hilangnya teman bergaul.

e. Gangguan menyontek
Menyontek terjadi akibat dari ketidak siapan peserta didik atau materi yang melebihi batas. Berilah motivasi dan keempatan yang bijak dan tugas yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Katakan pada mereka bahwa menyontek akibat dari tidak belajar. Menyontek, selain konsentrasi buyar juga tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu, belajarlah dengan rajin dan tekun.

f. Gangguan pengaduan
Disiplin kelas kadang-kadang terganggu oleh adanya pengaduan disamping adanya laporan dari peserta didik. Gangguan harus dapat membedakan pengaduan dan laporan tentang sesuatu. Namun guru perlu berlaku bijaksana dan konsisten dalam menjelaskan ke dua hal tersebut.

g. Gangguan tabiat marah
Guru segera menghampiri atau memindahkan peserta didik yang bertabiat marah dan menjauhkan peserta didik lain.

Sebagai pendengar, guru kemudian mencari sebab dan membantu menyelesaikan persoalannya.

h. Gangguan penolakan permohonan guru
Berdialog secara terus menerus dan mencari alternatif lain adalah salah satu cara yang dapaot ditempuh oleh guru terhadap gangguan ini. Permohonan yang rasional untuk seorang siswa belum tentu sesuai dengan siswa lain. Penciptaan suasana sejuk dan objektif akan menghilangkan gangguan semacam ini.

i. Gangguan perpindahan situasi
Perpindahan situasi merupakan jenis lain dari gangguan disiplin kelas (ganti pelajaran pindaj kelas, perubahan jadwal). Oleh karena itu, perpindahan situasi harus diiringi oleh kesiapan akan alternatif dan inisiatif lain, serta pengawasan.

Di samping itu, terdapat berbagai cara lain yang dapat ditempuh guru dalam menanggulangi pelanggaran disiplin. Cara tersebut antara lain:

a. Pengetahuan siswa
Makin baik guru mengenal siswa makin besar kemungkinan guru mencegah pelanggaran disiplin. Sebaliknya anak yang frustasi karena merasa tidak mendapat perhatian guru dengan semestinya sangat mungkin terjadinya siswa tersebut melanggar disiplin sekolah. Setiap siswa pada dasarnya mempunyai daya atau tenaga untuk mengontrol dirinya. Siswa yang tidak diperhatikan orang tua dan gurunya kurang dapat mengontrol dirinya sendiri biasanya kurang menghargai otoritas dan mereka tidak menyukai dan membencinya.
Pengenalan terhadap mereka dan latar belakangnya merupakan usaha penanggulangan pelanggaran disiplin. Berbagai alat dapat digunakan, misalnya:

1) “interest-inventory” merupakan cara sederhana yang dilakukan guru. Alat ini berupa sejumlah pertanyaan misalnya tentang buku yang disenangi, hoby, favorit, aktivitas yang dikerjakan siswa, acara yang disenangi dari siaran televisi, guru yang paling disenangi, dan sebagainya.

2) “sosiogram” yang dibuat dengan maksud untuk melihat bagaimana persepsi para siswa dalam rangka hubungan sosio-psikologis dengan teman-temannya.
3) “feedback letter” dimana siswa diminta untuk membuat satu karangan atau satu surat tentang perasaan mereka terhadap sekolahnya; apa yang disukai pada saat pertama kali masuk sekolah, pada saat pelajaran berlangsung, pada saat istirahat, keadaan lingkungan sekolah, pada saat pulang sekolah dan sebagainya
{gambarnya terserah anda}
b. Melakukan tindakan korektif
Dalam kegiatan melakukan tindakan disiplin kelas, tindakan tepat dan segera dapat diperlukan. Dimensi tindakan merupakan kegiatan yang seharusnya dilakukan guru bila terjadi masalah pelanggaran disiplin. Guru yang bersangkutan dituntut untuk berbuat sesuatu dalam menghentikan perbuatan sesuai setepat mungkin. Guru harus segera mengingatkan siswa terhasdap peraturan dan tata tertib (yang dibuat dan diterapkan bersama) dan konsekuensinya, kemudian melaksanakan sanksi yang seharusnya berlaku. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memonitor efektivitas aturan tata tertib. Setelah jangka waktu tertentu guru bersama murid dapat meninjau kembali aturan sekolah tersebut untuk memodifikasi dan diperbaiki. Bagaimana cara melakukan dimensi tindakan ini, beberapa hal dibawah ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru.

1) Lakukan tindakan dan bukan ceramah
Bila ada seorang siswa melakukan tindakan yang dapat mengganggu kelas lakukan kegiatan menghentikan kegiatan tersebut secara tepat dan segera. Cara bertindak atau memberikan ceramah tentang kesalahan yang dibuat siswa pada saat itu akan membuat siswa malah menjadi bingung. Pesan-pesan non-verbal atau body languange, baik berupa isyarat tangan, bahu, kepala, alis, dan sebagainya dapat membantu dalam penegakkan disiplin kelas.

2) Jangan tawar menawar (do not bargain)
Bila terjadi pelanggaran yang dilakukan seorang siswa dan melibatkan atau menyalahkan siswa lainnya guru harus segera melakukan tindakan untuk menghentikan gangguan tersebut. Tidak ada untungnya kalau pada saat itu guru membuka forum diskusi untuk membicarakan tentang peraturan dan mencari siapa yang bersalah. Sekali lagi segera hentikan penyimpangan tingkah laku siswa dengan tindakan.

3) Gunakan “kontrol” kerja
Mungkin sekali banyak hal yang belum tercangkup dalam tata tertib terjadi dalam kelas. Kewajiban guru adalah mencoba menghindarkan hal tersebut dengan melakukan kontrol sosial. Misalnya dengan membuat ruangan tapal kuda sehingga guru dapat langsung berhadapan muka dengan para siswa, dan sekaligus dapat mengontrol tingkah laku mereka. Pendekatan dengan siswa sangat diperlukan karena kalau mereka merasa dekat dengan guru akan memperkecil kesempatan mereka untuk berbuat “nakal” dan melanggar tata tertib sekolah.

4) Nyatakan peraturan dan konsekuensinya
Bila ada siswa yang melanggar peraturan tata tertib sekolah, komunikasikan kembali apa aturan yang dilanggarnya secara jelas dan kemukakan akibatnya bila peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama itu dilanggar. Konsekuensi itu dilakukan secara bertahap dimulai dari peringatan, teguran, memberi tanda cek, di suruh menghadap kepala sekolah dan atau dilaporkan kepada orang tuanya tentang pelanggaran yang dilakukannya di sekolah. Bila ada tindakan siswa yang mengganggu suasana proses belajar mengajar, segera hentikan gangguan tersebut, kemudian usahakan memahami alasan mengapa siswa tersebut bertindak demikian. Kemudian kepadanya harapan kita sebagai guru dan teman-teman lain yang akan terganggu konsentrasinya dan nyatakan tingkah laku bagaimana yang diharapkan dari siswa yang bersangkutan. Tindakan guru hendaknya cukup tegas dan berwibawa dan hendaknya hindarkan hal-hal tindakan yang menyebabkan siswa yang menyebebkan siswa mendapat malu di depan teman-temannya.

Beberapa petunjuk dibawah ini dapat diperhatikan:
a) Pilihlah dan pakailah konsekuensi yang paling ringan dalam alternatif penanggulangan seperti teguran, peringatan, memberi tugas tambahan dan sebagainya. Hindarkan konsekuensi yang berat dan memberi hukuman.
b) Jika ternyata satu konsekuansi yang dipilih tidak fektif, berhentilah dan pindahkan kepada alternatif lain yang diperkirakan akan memberikan hasil yang lebih baik.
c) Tidak menutup kemungkinan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih salah satu alternatif konsekuensi dari pelanggaran yang sudah dibuatnya.
d) Ingat bahwa pelaksanaan konsekuensi atas pelanggaran terhadap tata tertib, tidak dimaksudkan untuk menghukum.
e) Konsekuensi dibuat ubtuk mengelola tindakan yang melanggar aturan pada saat tertentu. Besok adalah hari lain dan konsekuensi hanya berlaku pada hari itu dan saat itu.

Dalam kegiatan menegakkan disiplin dibutuhkan satu kegiatan monitoring. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menemukan peraturan mana dan alternatif mana secara empirik merupakan alat yang efektif dalam mengatasi problema disiplin. Kegiatan inipun bertujuan untuk mengidentifikasi siswa yang sukar mengikuti peraturan sekolah. Dari hasil pengalaman beberapa waktu dan baiknya kalau guru menampung pendapat para siswa tentang peraturan mana yang dianggap tidak perlu dan dibuang.

c. Melakukan tindakan penyembuhan.
Pelanggaran yang sudah terlanjur dilakukan siswa atau sejumlah siswa perlu ditanggulangi dengan tindakan penyembuhan baik secara individual maupun secara kelompok. Situasi pelanggaran ini dapat terbentuk:
1) Siswa melanggar sejumlah peraturan sekolah yang telah disepakati bersama.
2) Siswa tidak mau menerima atau menolak konsekuensi seperti yang telah tercantum dalam peraturan sekolah sebagai akibat dari perbuatannya.
3) Seorang siswa menolak sama sekali aturan khusus yang telah tercantum dalam tata tertib sekolah.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tindakan penyembuhan ini ialah:
1) Mengidentifikasi para siswa yang mendapat kesulitan untuk menerima dan mengikuti tata tertib atau menerima konsekuensi dari pelanggaran yang dibuatnya;
2) Membuat rencana yang diperkirakan paling tepat tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam mengadakan kontrak dengan siswa yang semacam ini;
3) Menetapkan waktu pertemuan dengan siswa tersebut yang disetujui bersama oleh guru dan siswa yang bersangkutan;
4) Bila saatnya bertemu dengan siswa tiba, jelaskanlah maksud pertemuan tersebut dan jelaskan pula manfaat yang diperoleh baik oleh siswa maupun oleh sekolah;
5) Tunjukkan kepada siswa bahwa guru pun bukan orang yang sempurna dan tidak bebas dari kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal, akan tetapi yang terpenting antara guru dan siswa harus tumbuh kesadaran untuk bersama-sama belajar, untuk saling memperbaiki diri, saling mengingatkan bagi kepentingan bersama;
6) Guru berusaha untuk membawa murid kepada masalahnya yaitu memahami tata tertib dan menjauhi pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di sekolah;
7) Bila ada pertemuan yang diadakan dan ternyata siswa tidak responsif maka guru dapat mengajak siswa untuk melaksanakan diskusi pada saat lain tentang masalah yang dihadapinya;
8) Pertemuan guru dengan siswa harus sampai pada pemecahan masalah dan sampai kepada “kontrak individual” yang diterima siswa dalam rangka memperbaiki tingkah laku siswa tentang pelanggaran yang dibuatnya;
9) Melakukan kegiatan tindak lanjut.
{gambarnya terserah anda}
Konsep lain dalam mencegah gangguan disiplin kelas dapat dilakukan dengan hal-hal berikut:
a. Sajian yang menarik
Masalah disipin kelas terganggu karena penyajian meteri yang kurang menarik. Oleh karena itu, prosedur mengajar (orientasi, latihan/praktik, umpan balik, lanjutan) harus dilaksanakan dnegan cara yang menarik.

b. Penampilan yang menarik
Sajian yang menarik hendaknya diikuti oleh penampilan yang menarik. Guru adalah model dan panutan peserta didik. Oleh karena itu, dalam berbicara, berpakaian, bertingkah laku misalnya, hendaknya dijaga agar tetap menarik.

c. Ketepatan menangani masalah
Pengambilan tindakan penanggulangan masalah disiplin akan menyenangkan satu pihak tetapi mungkin merugikan pihak lain. Oleh karena itu, ketepatan penanganan masalah sangatlah perlu.

d. Belajar dari kesalahan
Boleh jadi banyak pengalaman yang berkesan disamping yang tidak menyenangkan dalam mengajar. Setelah kita mengajar 4-5 tahun lamanya. Akhirnya disadari banyak hal positif, efektif, namun ada juga yang kurang efektif untuk dilaksanakan dalam menanggulangi masalah disiplin. Kesiapan guru dalam mengajar akan mempengaruhi masalah disiplin, sebaliknya guru yang tidak siap gangguan disiplin akan timbul. Akhirnya belajar dari pengalaman, guru dapat memetik manfaatnya.

e. Penggunaan hukuman
Para pendidik tidak setuju mengenai sesuatu yang mengakibatkan berkembangnya perilaku menyimpang dibiarkan ada.tindakan yang berupaya menegakkan disiplin memang perlu. Hukuman kendatipun kadang-kadang kurang efektif dari ganjaran yang perlu diambil. Terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam memberi hukuman kepada peserta didik. Prinsip-prinsip berikut merupakan gagasan agar pemberian hukuman fleksibel dan mengkait dengan situasi dan kekhususan para siswa. Prinsip-prinsip tersebut seperti dikemukakan oleh Ornstien (1990), Eggen (1994) adalah:
1) Hukuman diberikan secara hormat dan penuh pertimbangan;
2) Berikan kejelasan/alasan mengapa hukuman diberikan;
3) Hindarkan pemberian hukuman pada saat marah atau emosional;
4) Hukuman diberikan pada saat awal kejadian dari pada akhir kejadian;
5) Hindari hukuman yang bersifat badaniah/fisk;
6) Jangan menghukum kelompok/kelas apabila kesalahan dilakukan oleh seseorang;
7) Jangan memberi tugas tambahan sebagai hukuman;
8) Yakini bahwa hukuman sesuai dengan kesalahan;
9) Pelajari tipe hukuman yang diijinkan sekolah;
10) Jangan menggunakan standar hukuman ganda;
11) Jangan mendendam;
12) Konsisten dengan pemberian hukuman;
13) Jangan mengancam dengan ketidak mungkinan;
14) Jangan memberi hukuman berdasar selera.

Jenis-jenis hukuman
1. Pengurangan skor atau penurunan peringkat
2. Pengurangan hak
3. Hukuman berupa denda
4. Pemberian celaan
5. Penahanan sesudah sekolah
6. Penyekoresan
7. Pengiriman kepada orang lain

Secara ringkas langkah-langkah pencegahan gangguan disiplin dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Umum
1) Peduli
2) Tandai gangguan
3) Amati dengan seksama
4) Tingkatkan kepentingan semua pihak
5) Humor
6) Penyusunan kembali program
7) Rutinitas
8) Permohonan langsung
9) Hindarkan barang-barang yang mengganggu
10) Pengendalian fisik

b. Moderat
1) Susun aktivitas kelas
2) Tentukan prosedur dan ketentuan dalam pembelajaran
3) Susun aktivitas dan tugas-tugas akademik
4) Susun kegiatan-kegiatan yang sudah rutin
5) Tekankan tujuan dampak sampingan dari belajar
6) Laksanakan kegiatan monitoring
7) Bentuk kelompok-kelompok belajar
8) Gunakan waktu secara efektif
9) Berikan petunjuk-petunjuk praktis
10) Kemukakan harapan-harapan guru

c. Kemanusiaan
1) Pengembangan kesadaran diri melalui umpan balik melalui: berikan penekanan pada tingkah laku bukan pada pribadi, berikan penekanan pada penjelasan bukan pada pendapat, berikan penekanan pada masa sekarang/akan datang bukan pada masa lampau, berikan penekanan pada proses perubahan pribadi.
2) Pengembangan dan pemeliharaan kepercayaan.
3) Efisiensi komunikasi seperti: gunakan orang pertama secara tunggal dan langsung, buatlah pesan secara lengkap/harmonis/kongkret, gunakan verbal dan non verbal secara harmonis, mintalah balikan, gambarkan perilaku tanpa penilaian.

3. Kebiasaan Hidup Tertib
Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai pengaruh yang positif bagi kehidupan siswa di masa yang akan datang. Pada mulanya memang disiplin dirasakan sebagai suatu aturan yang mengekang kebebasan siswa. Akan tetapi bila aturan ini dirasakan sebagai sesuatu yang memang seharusnya dipatuhi secara sadar untuk kebaikan sendiri dan kebaikan bersama. Maka lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan yang baik menuju kearah disiplin diri sendiri (self discipline). Disiplin tidak lagi merupakan aturan yang datang dari luar yang memberikan keterbatasan tertentu. Akan tetapi disipli telah merupakan aturan yang datang dari dalam dirinya sendiri suatu hal yang wajar dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengalaman dasar dalam disiplin akan memberikan kerangka dalam keteraturan hidup selanjutnya. Disiplin diri sendiri hanya akan tumbuh dalam suatu suasana dimana antara guru dan para siswa terjalin sikap persahabatan yang berakar pada dasar saling hormat menghormati dan saling percaya mempercayai.

Hal ini akan tumbuh subur bila:
a. Guru bersikap hangat dalam membina sikap persahabatan dengan semua siswa. Menghargai mereka dan menerima mereka dengan berbagai keterbatasan.
b. Guru bersikap adil sehingga mereka merasa diperlakukan sama tanpa tumbuh rasa dianak tirikan atau disisihkan.
c. Guru bersikap objektif terhadap kesalahan siswa dengan melakukan sanksi sesuai dengan tata tertib bila siswa melanggar disiplin yang telah disetujui bersama.
d. Guru tidak menuntut para siswa untuk mengikuti aturan-aturan yang diluar kemampuan siswa.
e. Guru tidak menghukum siswa di depan teman-temannya sehingga mengakibatkan mereka merasa kehilangan muka.
f. Dapat diciptakan suasana optimis sehingga setiap siswa merasakan berhasil dalam segi-segi tertentu dan tidak senantiasa berada dalam situasi kegagalan dan kekecewaan.
g. Suasana kehidupan di sekolah tidak mendorong siswa ke arah tingkah laku yang dikehendaki.
h. Pada saat-saat tertentu disediakan penghargaan dan hadiah bagi siswa-siswa yang bertingkah laku sesuai dengan tuntutan disiplin yang berlaku sebagai suri tauladan yang baik.

Sikap guru yang demokratis merupakan kondisi bagi terbinanya kebiasaan berlaku tertib. Sikap ini akan memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut terlibat dalam menegakkan disiplin sekolah, ikut bertanggung jawab, dan ikut mempertahankan aturan yang telah dipikirkan dan ditetapkan bersama.
Tentu saja dalam hal ini dibutuhkan kerjasama yang baik dengan orang tua dirumah agar kebiasaan disiplin yang baik disekolah ditunjang oleh kebiasaan yang baik di rumah dan sebliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar